MAKALAH AGAMA ISLAM
DI
SUSUN OLEH:
IWAN PAPUA NUGROHO
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah
ini. Makalah ini yang bertujuan “Untuk Mengetahui Tentang Materi Agama (Alquran
Surat Al Mujadalah Ayat 11) ” dapat kami selesaikan.
Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Agama kelas Xll
ipa semester1 Tahun Pelajaran 2016/2017.
Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Saya pun menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan maupun kesalahan, seperti kata pepatah “tak ada yang
tak retak” karena saya hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.Oleh
karena itu, Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
penyusunan makalah di masa depan.
Selasa,
18 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………....i
DAFTAR ISI ……………………..……….………….......................ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..........1
1.1 Latar Belakang ……………………...............…....………….....1
1.2 Rumusan Masalah …………………...……………….....……..1
1.3 Tujuan …………………………………………..........................1
BAB II PEMBAHASAN …………………………..….....................2
1.4 Surat Al-Mujadalah ayat 11 ...…………......................................2
A. Pembahasan Umum Surat
Al-Mujadah....................……….....2
B. Tafsir Surat Al-mujadalah Ayat
11..........................................3
BAB III PENUTUP .……………………........……………............10
1. 5Kesimpulan ....…………………........………………………..10
DAFTAR
PUSTAKA …………..………………………...............11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebagai agama yang
bertujuan menghantarkan hidup manusia kepadkesejahteraan dunia dan akhirat,
lahir dan batin. Islam telah membentangkan dan merentangkan pola hidup yang
ideal dan praktis. Pola hidup islam tersebut dengan jelas dalam alqur’a dan terurai
dengan sempurna dalam susunan RasulullahSAW. Islam membuka pintu kerja setiap muslim agar ia
dapat memilih amal yang sesuai dengan kemampuannya, pengalaman, dan pilihannya.
Islam tidak membatasi suatu pekerjaan
secara khusus kepada seseorang, kecuali demi pertimbangan kemaslahatan
masyarakat. Islam tidak akan menutup peluan kerja bagi seseorang, kecuali bila
pekerjaan itu akan merusak dirinya atau masyarakat secara fisik atau pun
mental. Setiap pekerjaan yang merusak di haramkan oleh Allah SWT.
1.2
Rumus Masalah
a) Artikan
Q.S Al-Mujadalah :11
b) Jelaskan
kandungan Q.S Al-Mujadalah :11
c) Tunjukkan
perilaku orang yang mengamalkan Q.S Al-Mujadalah :11
1.3
Tujuan
a) Agar
kita mengetahu Arti Q.S Al-Mujadalah :11
b) Agar
kita dapat melaskan kandungan Q.S Al-Mujadalah :11
c) Agar
kita dapat berperilaku seperti dalam isi kandungan Q.S Al-Mujadalah :11
BAB
II
PEMBAHASAN
1.4
Surat Al-Mujadalah Ayat 11
A. Pembahasan
Umum Surat Al-Mujadalah
Surat al-Mujadalah
terdiri dari 22 ayat, termasuk golongan surat Madaniyah diturunkan sesudah
surat al-Munafiqun. Surat ini dinamai "al- Mujadalah" (wanita yang
mengajukan gugatan), karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang
wanita. Dan dinamai juga
"al-Mujadalah" yang berarti perbantahan.
1. Munasabah surat
a.
Hubungan dengan surat al-Hadiid (sebelumnya).
Pada surat al-Hadiid
disebutkan beberapa Asmaul Husna, di antaranya "al-Bathin" dan
"mengetahui segala sesuatu"
sedang pada al-Mujadalah disebutkan bahwa Allah SWT mengetahui
pembicaraan-pembicaraan yang dirahasiakan. Dan di akhir surat al-Hadiid
disebutkan bahwa Allah SWT mempunyai karunia-Nya kepada wanita, yaitu dengan
menghilangkan hal-hal yang merugikan pihak wanita pada hukum zhihar yang
berlaku di kalangan Arab Jahiliyah.
b.
Hubungan dengan surat al- Hasyr (sesudahnya)
Pada akhir surat
al-Mujadalah Allah SWT menyatakan bahwa agama Allah SWT akan menang, sedang
pada permulaan surat al- Hasyr diterangkan salah satu kemenangan itu, yaitu
pengusiran Bani Nadhir dari Madinah.
Dalam surat
al-Mujadalah Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah SWT dan
Rasul-Nya akan mendapat kebinasaan. Sedang dalam surat al-Hasyr Allah SWT
menyebutkan bahwa orang-orang yang menentang Allah SWT dan Rasul-Nya akan
mendapat azab yang sangat.
Menurut A. Soenarjo , pokok-pokok isi surat
al- Mujadalah adalah :
a.
Hukum Zhihar dan sangsi-sangsi bagi orang yang melakukannya bila ia
menarik kembali perkataannya; larangan menjadikan musuh Allah SWT menjadi
teman.
b.
Menjadi adab sopan santun dalam suatu majlis pertemuan; adab sopan santun
terhadap Rasulullah SAW.
B. Tafsir Surat
Al-mujadalah Ayat 11
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ
وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
(١١)
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila
dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah SWT akan melapangkan (tempat) untukmu. Dan apabila dikatakan, berdirilah
kamu, maka berdiri, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi Ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS.al- Mujadalah ayat
: 11).
a. Isi
Kandungan Surat Al-Mujadalah Ayat 11
·
Allah SWT. menyerukan kepada hamba-Nya
yang beriman agar selalu bersikap baik, menghormati, menghargai,menyayangi,
tolong-menolong, memberi kemudahan kepada orang sedang kesulitan, dan bersikap
sadar.
·
Allah SWT. Memerintahkan kepada
hamba-Nya untuk menuntut ilmu dengan dasar keimanan yang kuat agar mencapai
derajat yang tinggi, baik di dunia dan di akhirat. Dcengan ilmu itu, di
harapkan manusia dapat menghadapi dan menyelesaikan dengan baik.
·
Allah SWT. Akan meninggikan kedudukan
dan mengharumkan nama seorang hamba-Nya jika ia taat kepada Allah SWT an
Rasul-Nya.
b. Perilaku
orang yang mengamalkan Q.S Al-Mujadalah :11
v Rajin
dan taat beribadah kepada Allah SWT.
v Bersikap
sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurangan diri
sendiri serta mengangkat kelebihan dan kebenaran dari orang lain.
v Bekerja/belajar
sesuai dengan aturan yang telah di tentukan.
v Bekerja/belajar
dengan penuh semangat, sehingga di pandang sebagai sesuatu yang menyenangkan.
v Bekerja
dengan sikap penuh tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan kepada
Allah SWT.
v Bekerja
dengan didasari ibadah kepada Allah SWT.
c. Mufradrat (penjelasan kata)
إِذَا قِيلَ لَكُمْ
وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا
فَانْشُزُوا
يَرْفَعِ اللَّهُ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ
بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
d. Asbabun
Nuzul.
Menurut Ibnu Abi Hatim
yang bersumber dari Muqatil bahwa ayat ini turun pada hari jum'at, di saat
pahlawan-pahlawan Badar datang ke tempat pertemuan yang penuh sesak.
Orang-orang tidak memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa
mereka berdiri. Rasulullah menyuruh berdiri kepada pribumi, dan tamu-tamu itu
(pahlawan Badar) disuruh duduk di tempat mereka. Orang-orang yang disuruh
pindah tempat itu merasa tersinggung perasaannya. Dan juga ayat ini turun sebagai perintah
kepada kaum mukmin untuk mentaati perintah Rasulullah dan memberikan kesempatan
duduk kepada sesama mukmin.
e. Tafsir
isi kandungan ayat.
Dalam pembahasan ini,
penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tafsir (mufassir) sebagai
berikut:
1.
Menurut Ibnu Katsir
Allah Ta'ala berfirman
guna mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman dan memerintahkan kepada mereka agar
satu sama lain bersikap baik di majlis.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا
يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُم
Karena siapa yang
menanam kebaikan maka ia juga akan memperoleh kebaikan. Karena ayat ini turun
berkenaan dengan majlis- majlis zikir, yaitu apabila mereka
mempersempit tempat duduk di samping Rasulullah SAW, kemudian Allah SWT
memerintahkan kepada mereka untuk melapangkan tempat duduk satu sama lain.
Telah dikukuhkan pula
bahwa para sahabat Nabi tidak pernah berdiri untuk menyambut kedatangan beliau,
sebab mereka tahu bahwa beliau sangat tidak menyukai hal itu.
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah SWT akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
Ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan, yaitu janganlah kamu mengira bila kamu memberikan kelapangan kepada
saudaramu yang datang atau bila ia diperintahkan untuk keluar, lalu dia keluar,
akan mengurangi haknya. Bahkan itu merupakan ketinggian dan perolehan martabat
di sisi Allah SWT. Sedang Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan hal itu. Bahkan
dia akan memberikan balasan kepadanya di dunia dan di akhirat. Karena orang
yang merendahkan diri karena Allah SWT, maka Allah SWT akan mengangkat
derajatnya dan akan mempopulerkan namanya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan, yaitu, Maha Mengetahui orang yang berhak
untuk mendapatkan hal itu dan orang yang
tidak berhak untuk mendapatkannya.
2.
Dalam tafsir al-Mishbah
Ayat ini menerangkan
tentang perintah untuk memberi kelapangan dalam segala hal kepada orang lain. Ayat ini juga tidak menyebut
secara tegas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang berilmu.
Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni yang lebih tinggi
dari sekadar beriman, tidak disebutkan kata meninggikan itu sebagai isyarat
bahwa sebenarnya ilmu yang dimiliki itulah yang berperanan besar dalam
ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar ilmu
itu.
Yang dimaksud dengan
yang diberi pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka
dengan pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman jadi dua,
yang pertama sekadar beriman dan beramal saleh, yang kedua beriman, beramal saleh serta memiliki
pengetahuan. Derajat kedua kelompok ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena
nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak
lain baik secara lisan atau tulisan maupun keteladanan.
Ilmu yang dimaksud oleh
ayat di atas bukan hanya ilmu agama, tetapi ilmu apapun yang bermanfaat. Dan
dalam pandangan al-Qur'an ilmu tidak hanya ilmu agama, tetapi juga yang menunjukan
bahwa ilmu itu haruslah menghasilkan rasa takut dan kagum pada Allah SWT, yang
pada gilirannya mendorong yang berilmu untuk mengamalkan ilmunya serta
memanfaatkannya untuk kepentingan mahkluk.
3.
Dalam tafsir al-Maraghi
Ayat ini mencakup
pemberian kelapangan dalam menyampaikan segala macam kebaikan kepada kaum
muslimin dan yang menyenangkannya. Dan Allah SWT akan meninggikan derajat
orang-orang mukmin dengan mengikuti perintah-perintah-Nya,
khususnya orang-orang yang berilmu di
antara mereka, derajat-derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkat-tingkat
keridhaan.
4.
Dalam tafsir Shafwah at-Tafaasir
Ayat ini menjelaskan
untuk saling mamberi kelapangan yaitu pada apa-apa yang dibutuhkan manusia pada
tempat, rizki, hati dan juga menunjukan bahwa setiap orang yang meluaskan
majlis untuk beribadah kepada Allah SWT, maka Allah akan membuka pintu-pintu
kebaikan dan kebahagiaan dan Allah akan meluaskan baginya di dunia dan akherat.
Allah SWT akan
mengangkat orang-orang mukmin dengan perumpamaan dan perintah-Nya dan perintah
Rasul-Nya, orang-orang yang pandai di antara mereka pada khususnya tingkatan
yang tinggi. Allah SWT memberi derajat yang tinggi sampai dengan surga.
Ayat ini sebagai pujian
kepada para ulama yang mempunyai kelebihan dengan ilmunya, dalam arti Allah SWT
mengangkat orang yang beriman dan berilmu di antara orang mukmin. Sebagaimana
safaat kepada tiga orang yaitu para Nabi, ulama, syuhada. Dan keutamaan ilmu
dalam keimanan sebagai simbol manusia yang mendapat derajat yang tinggi di sisi
Allah SWT.
5.
Dalam tafsir Fakhrur Razi
Ayat ini menunjukan
pada setiap orang yang meluaskan majlis untuk beribadah kepada Allah SWT dan
dibukakan beberapa pintu kebaikan dan kebahagiaan, berupa kebaikan di dunia dan
akherat.
Dan Allah SWT mengangkat
orang yang beriman dengan perumpamaan perintah Rasul-Nya dan orang-orang alim
di antara mereka khususnya dalam hal derajat. Karena keutamaan ilmu adalah
bagaimana cara beribadah dengan khusyu' dan menjalankan perintah
dan larangannya.
Dan keutamaan orang
yang berilmu dan beriman adalah bertambah derajat di sisi Allah SWT dan di sisi
manusia akan mendapatkan tempat yang baik.
6.
Dalam al-Qur'an dan tafsirnya
Dalam ayat ini
menerangkan bahwa jika disuruh Rasulullah SAW berdiri untuk memberikan kesempatan
kepada orang tertentu agar ia dapat duduk, atau kamu disuruh pergi dahulu
hendaknya kamu pergi, karena Rasul ingin memberikan penghormatan kepada
orang-orang atau beliau ingin menyendiri untuk memikirkan urusan-urusan agama,
atau melaksanakan tugas-tugas yang perlu diselesaikan.
Akhir ayat ini
menerangkan bahwa Allah SWT akan mengangkat derajat-derajat orang yang beriman,
yang taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya dan berusaha menciptakan suasana damai, aman dan tentram dalam
masyarakat, demikian pula orang yang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk
menegakan kalimat Allah SWT. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang
mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah SWT ialah orang yang
beriman, berilmu dan ilmunya itu yang diamalkan sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
7.
Dalam tafsir al-Azhar
Ayat ini menunjukkan bahwa apabila
seseorang berlapang hati kepada sesamanya dengan memberi kesenangan dan
kebajikan, maka Allah SWT akan memberi kelapangan di dunia dan di akhirat.
وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Ayat inipun mengandung
dua tafsir, pertama, jika seseorang disuruh melapangkan majlis, yang berarti
melapangkan hati, bahkan jika dia disuruh berdiri sekalipun lalu memberikan
tempatnya kepada orang yang patut duduk dimuka, janganlah berkecil hati,
melainkan hendaklah dia berlapang dada, karena orang yang berlapang dada itulah
kelak orang yang akan diangkat Allah SWT Iman dan Ilmunya, sehingga derajatnya
bertambah naik. Orang yang patuh dan sudi memberikan tempat kepada orang lain
itulah yang akan bertambah ilmunya. Kedua; memang ada orang yang diangkat Allah
SWT derajatnya lebih tinggi dari pada orang kebanyakan, yaitu karena Imannya
dan karena Ilmunya. Setiap haripun dapat kita melihat raut muka, pada wajah,
pada sinar mata orang yang beriman dan berilmu. Ada saja tanda yang dapat
dibaca oleh orang arif dan bijaksana.
Iman memberi cahaya
pada jiwa, disebut juga pada moral, sedang ilmu pengetahuan memberi sinar pada
mata. Iman dan Ilmu membuat orang jadi mantap, agung, walau tidak ada pangkat
dan jabatan yang disandangnya, sebab cahaya itu datang dari dalam dirinya
sendiri. Pokok hidup utama adalah Iman dan pokok pengirimnya adalah Ilmu. Iman
tidak disertai ilmu dapat membawa dirinya terperosok mengerjakan pekerjaan yang
disangka menyembah Allah SWT, padahal mendurhakai Allah SWT. Sebaliknya orang
yang berilmu saja tanpa disertai iman, maka ilmunya itu dapat membahayakan
dirinya sendiri ataupun bagi sesama manusia. Ilmu manusia tentang atom
misalnya, alangkah penting ilmu itu kalau disertai iman, karena dia akan
membawa faedah yang besar bagi seluruh manusia. Tetapi ilmu itupun dapat
digunakan orang untuk memusnahkan sesama manusia, karena jiwanya yang tidak
terkontrol oleh iman kepada Allah SWT. Ayat tersebut di atas selanjutnya sering
digunakan para ahli untuk mendorong diadakannya kegiatan di bidang ilmu
pengetahuan, dengan cara mengunjungi atau mengadakan dan menghadiri majlis
ilmu. Orang yang mendapatkan ilmu itu selanjutnya akan mencapai derajat yang
tinggi dari Allah SWT.
Dan berbicara tentang
etika atau akhlak. Ketika berada di majlis ilmu, etika dan akhlak tersebut
antara lain ditujukan untuk terciptanya ketertiban, kenyamanan, dan ketenagan
suasana selama dalam majlis, sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan ilmu
pengetahuan. Berarti Islam memang memotivasi kepada manusia untuk giat menuntut
ilmu pengetahuan, karena dengan hal itu kedudukan kita akan tinggi dalam
pandangan Allah SWT. Dari berbagai pendapat di atas dapat kita tarik kesimpulan
bahwa sebagai umat Islam yang taat pada Rasulullah SAW, harus menjaga sopan
santun, etika, dan akhlak kita di manapun kita berada dan bagaimanapun keadaan
kita. Dan juga sebagai seorang muslim hendaknya kita saling tolong-menolong,
memberi keluasan hati kepada saudara kita jika mereka membutuhkannya.
Sesungguhnya Allah SWT
menyukai dan memuliakan orang-orang yang telah beriman dan bertakwa dengan
sebenar-benar iman, disertai dengan pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat, baik
ilmu umum maupun ilmu agama.
Menuntut ilmu pengetahuan dalam arti
luas yaitu ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama, karena kedua ilmu tersebut
yang dibutuhkan manusia, khususnya umat Islam agar ilmu pengetahuan yang
dipelajari dan diperolehnya dapat semakin mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
Jadi antara kedua ilmu
itu harus saling berpadu, saling mengisi karena sejak awal mula al-Qur'an
diturunkan sudah mulai memerintahkan agar membaca (berpikir) dengan menyebut
nama Allah SWT (berzikir).
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan.
Perintah Allah SWT "bacalah" berarti berpikirlah secara teratur dan
sistematik dan terarah dalam mempelajari firman dan ciptaan-Nya. Adapun dalam
proses membaca harus dilaksanakan dengan menyebut nama Tuhanmu, berarti harus
berpadu dengan zikir.Karena mempelajari ilmu agama juga menjadi kewajiban bagi
umat Islam sebagaimana firman Allah SWT .
Artinya:
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang
mukmin pergi semuanya (ke medan perang), mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepada-Nya, supaya mereka itu dapat menyadari dirinya. (Qs.at-Taubah (9):122).
Ayat tersebut
memberikan petunjuk tentang kewajiban memperdalam ilmu agama dalam arti
mempelajari sekaligus mengajarkannya pada orang lain, karena perbuatan ini juga
mulia dan mendapatkan kedudukan yang tinggi dihadapan Allah SWT
sama dengan berjihad mengangkat senjata
melawan musuh.
BAB III
PENUTUP
1.5
Kesimpulan
Surat al-Mujadalah
terdiri dari 22 ayat, termasuk golongan surat Madaniya diturunkan sesudah surat
al-Munafiqun. Surat ini dinamai "al- Mujadalah" (wanita yang
mengajukan gugatan), karena pada awal surat ini disebutkan bantahan seorang
wanita. Dan dinamai juga
"al-Mujadalah" yang berarti perbantahan.
Dalam surat
al-mujadalah ayat 11, Allah memerintah kepada hamba-Nya agar selalu:
·
Berpelaku lapang dada kepada orang lain,
bersikap baik, menghormati, menghargai,menyayangi, tolong-menolong, memberi
kemudahan kepada orang sedang kesulitan, dan bersikap sadar.
·
Menuntut ilmu dengan dasar keimanan yang
kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia dan di akhirat. Dcengan
ilmu itu, di harapkan manusia dapat menghadapi dan menyelesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment