MAKALAH AGAMA ISLAM
HAKIKAT MANUSIA
DI
SUSUN OLEH:
v IWAN PAPUA NUGROHO
v TRI LIYANTINI OWU
v FAUZIA RETNO AGENG PAMUNGKAS
v DIAN JUNITA DEWI
UNIVERSITAS CENDRAWASIH
FAKULTAS EKONOMI dan BISNIS
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut Islam”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Cenderawasih.
Dalam Penulisan makalah
ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Waena,
03 Oktober 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..............................................................................................................
i
DAFTAR ISI
............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
........................................................................................................
1
A.
Latar Belakang
.......................................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah
....................................................................................................
1
C.
Tujuan Penulisan ......................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
.........................................................................................................
2
A.
Pengertian Hakikat
..................................................................................................
2
B.
Pengertian Manusia ......................................
........................................................... 2
C.
Tujuan Penciptaan Manusia
.....................................................................................
8
D.
Fungsi dan Peran Manusia
.......................................................................................
9
E.
Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT ...................
11
BAB III PENUTUP
................................................................................................................
14
A.
Kesimpulan
...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang
paling sempurna. Diciptakan dari saripati tanah yang kemudian menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah hingga akhirnyamenjadi wujud yang sekarang ini. Salah satu
kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain ialah adanya akal
dan nafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat berpikir, bertanggung
jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-kelebihan ini seperti yang
dijelaskan pada QS Al-Isra 70.
Artinya:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan, (QS Al-Isra 70).
Selain itu ada kelebihan lain yang dimiliki
oleh manusia sehingga membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati.
Jika hati manusia kotor, derajatnya tentu
akan sangat rendah di mata Allah SWT. Namun sebaliknya jika hatinya bersih dari
segala perbuatan yang kotor maka tentu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah
SWT. Sebagai makhluk Tuhan tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki
kewajiban. Kewajiban yang utama adalah beribadah kepada Allah SWT yang
merupakan tugas pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan
manusia harus sesuai dengan perintah Allah SWT.
Adapun tanggung jawab manusia diciptakan oleh
Allah SWT di dunia ini adalah sebagai khalifatullah dan sebagai abdi/hamba
Allah.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat dan manusia itu?
2. Apa saja tujuan, fungsi dan peran penciptaan manusia ?
3. Bagaimana tanggaung jawab manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah SWT ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia
2. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan peran penciptaan
manusia
3. Untuk mengetahui tanggaung jawab manusia sebagai hamba
dan khalifah Allah SWT.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakikat
Menurut
bahasa hakikat berarti kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal
segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala
sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat
syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf
orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat
jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
B. Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal dari tanah.
Membicarakan
tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi
yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para
penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (makhluk
berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social
(superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional
(akali), dan moral (nilai).
Para
penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mehanibcus (manusia
mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif dan psikoanalisis
(aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang tidak nampak). Behavior
yang menganalisis prilaku yang Nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah
laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para
penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia
berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk
yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir.
Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu
tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir ,
memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan
manusia.
Dalam
al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan makna
manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu; kata basyar, insan
dan al-nas.
a) Kata
basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya dalam QS Al-Isra 110
Artinya:
Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya"( QS Al-Isra 70).
Kata
basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah
liat, atau lempung kering seperti di
jelaskan dalam (QS. Al-Hijr : 28), (QS. Al-Hijr : 33), QS. Ar-Ruum : 20), dan (
QS. Al-Mu’minun : 33).
Ø
QS. Al-Hijr : 28
Artinya:
Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk, (QS. Al-Hijr : 28).
.
Ø
QS. Al-Hijr : 33
Artinya:
Berkata Iblis:
"Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah
menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk" (QS. Al-Hijr : 29).
Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian
tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak, (QS. Ar-Ruum : 20).
b) Kata
insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya dijelaskan dalam
QS.Al-Alaq : 5.
Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya, (QS.Al-Alaq : 5).
Konsep islam selalu
dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang
berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah seperti tertuang dalam QS. Al-ashr :
72.
Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming)
dan terus bergerak maju ke arah kesempurnaan.
Sesungguhnya telah
Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya
mereka dapat pelajaran, (QS Az-Zumar : 27).
Konsep al-nas
menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan
demikian Al-Quran memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan
social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang tidak
biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
Sebenarnya
manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1.
Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2.
Ruh. Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani
saja.
3.
Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan
pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania. Ibnu sina
yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk
social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup
dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai
kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam
a.s”
Jika
kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir pertama kali
dipikiran adalah teori evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles
Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci
umat Islam yaitu Al-Qur'an, dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam
a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk
memastikan asal mula manusia.
1. Teori
Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan
Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang
mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah dimulai
dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk
peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat
kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a.
Australophithecines
b.
Homo habilis
c.
Homo erectus
d.
Homo sapiens
Genus
yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang
telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar
dan kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan
menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus >
Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara
tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis
selanjutnya.
2.
Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat
Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita”
tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia
akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu
diabadikan.
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, (QS. Al-Hijr
:28).
Artinya:
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud, (QS. Al-Hijr :29).
Firman inilah yang
membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam
kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama
kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.
Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada
Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis
menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang
menakutkan. Allah menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada
akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam
dan Hawa menetap dibumi. Semua itu di tuangkan ke dalam QS. Al-Baqarah : 33-39.
Artinya:
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa
dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada
ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh.
Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan, (QS. Al-Baqarah : 33).
Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;
sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya, (QS. Al-Baqarah :
34).
Artinya:
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya, (QS. Al-Baqarah : 35).
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya, (QS. Al-Baqarah : 36).
Artinya:
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan
sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan
sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung, (QS.
Al-Baqarah : 37).
Artinya:
Semua
itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu, (QS. Al-Baqarah : 38).
Artinya:
Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu
kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi
dijauhkan “dari rahmat Allah” (QS. Al-Baqarah : 39).
Adam
adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa
menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan
manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan
memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia
diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan
keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati
lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi dalam QS. Al-Israa’: 70.
Artinya:
Dan sesungguhnya
telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di
lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan
(QS. al-Israa' : 70)
Demikianlah
dua pendapat tentang asal mula manusia. Tentang siapa sebenarnya manusia
pertama di bumi, mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia
pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran. Apakah kalian setuju bahwa
Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia? Tergantung pada kepercayaan kalian
masing-masing.
C. Tujuan Penciptaan Manusia
Tujuan
penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian
penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya
membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti
ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,
baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan
manusia.
Seperti
dalam (QS. Adz-Dzariyat : 56) di bawah ini:
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku, (QS. Adz-Dzariyat :
56).
Oleh
kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak
membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya.
Penyembahan
yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya sebagai
khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada
kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah
ciptakan.
D. Fungsi
dan Peran Manusia
1. Fungsi
manusia
Fungsi
manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil,
pengelola dan pemelihara. Khalifah Allah berarti wakil Allah, manusia dibekali
dengan profesi untuk memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam
ciptaan-Nya. Dengan pemahaman terhadap kebenaran tersebut manusia dapat
menyusun konsep dan melakukan rekayasa. Pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu
yang baru dalam perkembangan manusia yang dinamis.
Segala
yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah di landasi dengan
ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ketundukan
dan ketaatan ini tidak lain adalah refleksi dari fungsi penciptaan sebagai
khalifah di berikan oleh Allah dan akan di pertanggung jawabkan oleh manusia.
Kesatuan
wujud manusia antara pisik dan psikis serta didukung oleh potensi-potensi yang
ada membuktikan bahwa manusia sebagai ahsan al-taqwin dan menempatkan manusia
pada posisi:
a)
Manusia sebagai hamba Allah(‘abd Allah)
Musa
asy’arie mengatakan bahwa esensi dari ‘abs adalah ketaatan,ketundukan dan
kepatuhan yang semuanya itu hanya layak diberikan kepada Allah SWT. Sebagai
hamba (‘abd), manusia tidak bisa terlepas dari kekuasaan-Nya karena manusia
mempunyai fitrah (potensi) untuk beragama. Mulai dari manusia purba sampai
manusia modern sekarang, mengakui bahwa diluar dirinya ada kekuasaan
transendental (Allah). Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk yang
memiliki potensi untuk beragama sesuai dengan fitrahnya. Pada masa purba,
manusia mengasumsikannya lewat mitos yang melahirkan agama animisme dan
dinamisme,meskipun dengan pemikiran dan kondisi yang sederhana.
Manusia
dahulu (purba) mengaplikasikan apa yang mereka yakini dengan berbagai bentuk
upacara ritual seperti pemujaan terhadap batu besar, gunung, matahari dan roh
nenek moyang mereka. Kesemuanya itu menjadi bukti bahwa ia adalah mahkluk yang
memiliki potensi untuk beragama. Firman
Allah dalam (QS Ar-Ruum : 30) yang berbunyi:
Artinya:
Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
(QS Ar-Ruum : 30).
b)
Manusia sebagai khalifah Allah (khalifah Allah fi
al-ardhi)
Menurut
Quraish Shihab istilah khalifah dalam bentuk mufrad (tunggal) yang berarti
penguasa politik yang hanya digunakan untuk nabi-nabi yang dalam hal ini nabi
Adam AS. Sedangkan untuk manusia pada umumnya bisa digunakan khala’if yang
didalamnya mengandung arti luas yaitu bukan hanya sebagai penguasa politik
tetapi juga penguasa dalam berbagai bidang kehidupan.pendapat demikian tidak
ada salahnya karena dalam kata khala’if sudah mengandung makna khalifah, yang
mempunyai fungsi menggantikan orang lain dan menempati tempat serta
kedudukan-nya. Untuk lebih menegaskan fungsi kekhalifahan manusia dialam ini,
dapat dilihat dalam (QS Al An ‘am:165), (QS Fathir:39), dan (Al A’raf:69) di bawah ini:
Artinya:
Dan Dialah yang
menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu
atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang
diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS Al An ‘am:165).
Artinya:
Dialah yang
menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka
(akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka, (QS Fathir:39).
Artinya:
Apakah kamu (tidak
percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa
oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan
ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah
melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka
ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan, (Al A’raf:69).
Ayat-
ayat diatas menjelaskan kedudukan manusia dalam raya ini sebagai khalifah dalam
arti yang berbeda juga memberi isyarat tentang perlunya moral dan etika yang
harus ditegakan dalam melaksanakan fungsi kekhalifahannya. Quraisy Shihab
mengatakan bahwa hubungan manusia dengan alam atu hubungan dengan sesamanya,
bukan merupakan hubungan antara penakluk dengan ditaklukan,atau dengan tuan
dengan hambanya. Tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT.
Karena kalaupun mampu mengelola (menguasai) namun hal tesebut bukan dari akibat
kekuatan yang dimilikinya tetapi akibat tuhan menundukannya untuk manusia.
2.
Peran Manusia
Peran
yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh
Allah di antaranya adalah:
1.
Belajar
2.
Mengajarkan ilmu
3.
Membudayakan ilmu
Oleh karena itu semua
yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah,
serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada
masyarakat, pada Allah SWT.
E. Tanggung
Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
1.
Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT
Makna
yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan
manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan,
kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh
karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan
iman dari api neraka)”.
2.
Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah Allah SWT
Manusia
diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan
dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengolaan dan pemeliharaan
alam.
Khalifah
berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah
memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang
diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta
mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya.
Oleh
karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah.
Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah
membentuk amal saleh.
Ada
caranya untuk mengabdi dan beribadah kepada tuhan yang benar, beribadah kepada tuhan dapat dibagi dalam
tiga tahap, yaitu :
Tahap
I. Bekerjalah untukku.
Engkau
harus mengerti bahwa pekerjaan apapun yang kau lakukan di dunia ini hal itu
telah terkait dengan tuhan (Alloh) karena Dia adalah penguasa tertinggi di
Dunia.
Artinya:
Dan kamu tidak mampu
(menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS Al-Insaan :30 ).
Tahap
II. Semata-mata demi aku.
Apapun
yang kau kerjakan tidak kau lakukan untuk kebaikan untuk dirimu sendiri.
Siapakah engkau sebenarnya ? Tuhan
berkata : “Akulah yang bersinar dalam dirimu” kata Aku ini timbul dari yang
Esa, dari roh itu sendiri. “Apapun yang
kau lakukan, lakukanlah bagi kepuasan-Ku, demi Aku. Kerjakanlah semua atas nama-KU.
Bertindaklah
sebagai alat-Ku, sadarlah bahwa semua yang kau lakukan hanyalah demi Aku.
Disini kata “Milik-Ku atau “Aku” menunjukan roh, bukan badan Jasmani.
Tahap
III. Berbaktilah Hanya Kepada-Ku
Engkau
harus mengerti petunjuk ini.Bakti adalah pernyataan taqwa. Emosi yang dinamakan
taqwa memancar dari roh. Taqwa yang sebenarnya berarti bakti, adalah sebutan
untuk roh.
Prinsip
taqwa yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap
perbuatan,perkataan dan pikiran.Hal ini akan terjadi bila engkau beranggapan
bahwa segala sesuatu yang kau lakukan, katakana dan pikirkan, hanya kau perbuat
untuk menyenangkan Tuhan saja. Tidur, makan dan berbagai kegiatan dalam
kehidupan
sahari-hari
kau lakukan karena cinta kepada Aku dan Aku timbul dari roh.
Artinya:
Katakanlah,
“Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku (hanyalah) untuk Allah,
Tuhan semesta alam” (QS.
Al-An’aam :162).
Jadi
seluruh kehidupan kita ini sebenarnya hanyalah untuk Allah. Ibadah, kerja,
belajar, shalat, mati dan semuanya
hanyalah untuk Allah. Dan semua itu memang milik Allah semata.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan
saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia dibandingkan
makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa melakukan apa
saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak
ketimbang makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung
silaturahmi terhadap sesama manusia, saling memaafkan, saling menghargai
sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan diri karna kelebihannya tersebut,
meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.
Hakikat
manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan
oleh Allah dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya
sesuai dengan aturan-Nya. Serta sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus
baginda Rasulullah SAW dengan terus belajar, mengamalkannya dan
membudayakannya.
Tetapi
dewasa ini, Islam terancam. Apalagi Indonesia termasuk negara yang terancam
keIslamannya akibat pengaruh globalisasi dan westernisasi yang masuk ke negara
kita. Sehingga banyak saudara kita yang meniru gaya asing tersebut (imitasi)
padahal itu tidak benar. Untuk mencegah pengaruh ini, Kita yang sebagai
khalifah perlu melakukan tarbiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin
Nata, AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1998
Departemen
Agama RI, Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta :
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2001
Hamdan
Mansoer, dkk, Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, 2004
Murthada
Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Bandung : Mizan,
1990
Nanih
Machendrawaty & Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam, Jakarta :
Rineka Cipta, 2004
Muhammadong.
2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama Islam
Universitas Negeri Makassar.
Abdullah,
Abd. Malik. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan
Agama Islam Universitas Negeri Makassar.
No comments:
Post a Comment