MAKALAH TENTANG PEMBENTUKAN TATA SURYA
Disusun oleh :
v NAMA : IWAN PAPUA NUGROHO
v KELASS : X – IPA
v NIS :
9997118355
Kata Pengantar
Puji
dan syukur saya panjatkan kehadirat allah swt, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Karya Makalah. Karya ilmiah ini yang bertujuan “Mengetahui
Terjadinya Pembentukan Tata Surya” dapat kami selesaikan.
Makalah ini di buat untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Biologi kelas X semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
Saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Saya pun menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, seperti kata pepatah “tak ada yang tak retak” karena saya hanya
manusia biasa yang masih perlu banyak belajar.Oleh karena itu, Saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan makalah di
masa depan.
Selasa,
18 November 2014
penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar ........................................................
Daftar Isi .....................................................................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
...............................................................................................................
B.
Tujuan
Penulisan
............................................................................................................
C.
Ruang
Lingkup Penulisan ..............................................................................................
D.
Metode
Penulisan
..........................................................................................................
E.
Permasalahan
.................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Jagat Raya……….........................................................................................
B. Teori Pembentukan Jagat Raya ……………………………………………….............
C. Sejarah Pembentukan Tata Surya
...................................................................................
D. Teori Pembentukan Tata Surya
…………………………………………….................
E. Benda-Benda Yang Ada Di Tata Surya
..........................................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................................................
B. Saran …...........................................................................................................................
Daftar Pustaka
.............................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tata surya kita sendiri dan matahari
sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan planet dan benda-benda angkasa
lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah merkurius, venus, mars, yupiter,
saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Jagat raya merupakan ruang yang luas
dan segala zat serta energi yang ada didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai
pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak zaman dahulu
manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk,
isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari
inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
benda-benda angkasa.
B. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan
makalah ini yakni tentang “Jagat Raya Dan Tata Surya ” ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya
tata surya, benda-benda yang ada di tata surya, gerhana dan sejarah terjadinya
bumi ini.
2. Agar kita dapat menjaga bumi kita
ini untuk anak cucu kita di masa yang akan datang.
3. Dan supaya dalat menambah wawasan
kita tentang Jagat raya dan tata surya.
C. RUANG LINGKUP PENULISAN
Agar
sesuai maksud dan tujuan penulisan, maka untuk itu kami perlu membatasi bahasan
dalam makalah ini hanya pada tata surya jagat raya, benda-benda yang ada di
tata surya, yang akan sedikit menambah wawasan kita ini.
D. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, metode
yang digunakan oleh kami adalah metode deskriptif, yaitu dengan cara
menjelaskan gambaran keadean-keadaan yang sesungguhnya sesuai dengan
permasalahan dan mengambil sumber dari buku-buku dan internet.
E. PERMASALAHAN
1. Apa pengertian dari jagat raya ?
2. Bagaimanakah teori pembentukan jagat
raya ?
3. Bagaimana pembentukan tata surya ?
4. Bagaimanakah teori pembentukan tata
surya ?
5. Apa benda-benda yang ada di tata
surya ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JAGAT RAYA,
Jagat Raya adalah istilah lain dari
alam semesta. Dalam ilmu astronomi (ilmu yang mempelajari ihwal bintang) Jagat
Raya, semesta, / yang disebut Cosmos sesungguhnya adalah sebuah ruang
tempat segenap benda langit berada, termasuk bumi tempat manusia hidup. Di
Jagat Raya terdapat bermilyar bintang, planet - planet, komet, serta meteor.
Selain itu, di Jagat Raya juga terdapat benda - benda langit lain seperti debu,
kabut, dan gas.
,,,,,Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
,,,,,Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
,,,,,Jagat Raya dengan segala isinya masih menyimpan misteri. Sebagian sudah ada yang terungkap, namun masih banyak yang belum diketahui, misalnya dimana batas / dinding dari ruang yang disebut alam semesta / Jagat Raya tersebut ? Maka, jawabannya adalah tidak terbatas. Mengapa ? Karena hingga saat ini kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan dan teknologinya belum dapat membuktikan dimana ujung / dinding dari ruang Jagat Raya tersebut.
,,,,,Namun demikian, melalui penelitian yang terus - menerus, sebagian rahasia Jagat Raya mulai dapat diketahui. Misalnya, tentang letak, gerakan, dan bentuk benda langit yang dekat dengan bumi. Lebih jauh lagi telah diketahui bahwa sistem Tata Surya kita hanya sebagian kecil dari pengisi Galaksi Bimasakti. Manusia juga akhirnya memahami bahwa Galaksi Bimasakti bukan satu-satunya galaksi pengisi Jagat Raya.
B. TEORI PEMBENTUKAN JAGAT RAYA
Apakah yang disebut jagad raya?
Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan
para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan
kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli
astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke
angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan
para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang
(space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti
bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur,
terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau
kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang.
Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun
lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut,
yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang
terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky
Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki
galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi
Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Inti Galaksi Bimasakti
terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari
matahari.
2. Bimasakti berbentuk keping
atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
3. Corak atau struktur spiral
dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak
terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.
4. Garis tengah susunan perbintangan
80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai
15.000 tahun cahaya di tengahnya.
5. Matahari berada pada jarak 30.000–35.000
tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
6. Matahari dengan bintang-bintang lain
sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik
dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda
angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang
memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh
bintang adalah matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai
berikut.
1. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble,
yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti
jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
2. Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu
kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal,
kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi
sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan
besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi
serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini
adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
3. Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi
baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari
pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori
ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak
sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa
materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami
perubahan.
Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya :
1.
Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa
manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif.
Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa,
sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun
melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep
alam semesta bangsa Babylon.
2.
Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi
merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya
bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum
Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan,
seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
3.
Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa
matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya
penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat
keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa
ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes
Kepler.
C.
SEJARAH PEMBENTUKAN TATA SURYA
Sebuah teori lahir dari
keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai
sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi
masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang
harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk
mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu
terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi serta
gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi,
berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk
mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya.
Teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok
besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton
1. PERMULAAN PERHITUNGAN ILMIAH
Perhitungan secara ilmiah pertama
kali dilakukan oleh Aristachrus dari Samos (310-230 BC). Ia mencoba menghitung
sudut Bulan-Bumi-Matahari.
Pengamatan pertama kali dilakukan
oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi
dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek
yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan
dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi,
dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka
memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC)
menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar). Sampai dengan tahun
1960, perkembangan teori pembentukan Tata Surya bisa dibagi dalam dua kelompok
besar yakni masa sebelum Newton dan masa sesudah Newton.
Matahari dan mencari perbandingan
jarak dari Bumi-Matahari, dan Bumi-Bulan. Aristachrus juga merupakan orang
pertama yang menyimpulkan Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam lintasan
berbentuk lingkaran yang menjadi titik awal teori Heliosentrik. Jadi bisa kita lihat
kalau teori heliosentrik bukan teori yang baru muncul di masa Copernicus. Namun
jauh sebelum itu, Aristrachrus sudah meletakkan dasar bagi teori heliosentris
tersebut.
Pada era Alexandria, Eratoshenes
(276-195BC) dari Yunani berhasil menemukan cara mengukur besar Bumi, dengan
mengukur panjang bayangan dari kolom Alexandria dan Syene. Ia menyimpulkan,
perbedaan lintang keduanya merupakan 1/50 dari keseluruhan revolusi. Hasil
perhitungannya memberi perbedaan sebesar 13% dari hasil yang ada saat ini.
2. PTOLEMY DAN TEORI GEOSENTRIK
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa
semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama
hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari
dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet
bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi
masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam
orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut
deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan
lingkaran dan berpusat pada deferent.
3. TEORI HELIOSENTRIK DAN GEREJA
Nicolaus Copernicus (1473-1543)
merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari
merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit
lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan
adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan
bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori
heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De
Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja.
Tapi dikemudian hari setelah
kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16
filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari
dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang
berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik
dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap
manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
4. LAHIRNYA HUKUM KEPLER
Walaupun Copernicus telah menerbitkan
tulisannya tentang Teori Heliosentrik, tidak semua orang setuju dengannya.
Salah satunya, Tycho Brahe (1546-1601) dari Denmark yang mendukung teori
matahari dan bulan mengelilingi bumi sementara planet lainnya mengelilingi
matahari. Tahun 1576, Brahe membangun sebuah observatorium di pulau Hven, di
laut Baltic dan melakukan penelitian disana sampai kemudian ia pindah ke Prague
pada tahun 1596.
Di Prague, Brahe menghabiskan sisa
hidupnya menyelesaikan tabel gerak planet dengan bantuan asistennya Johannes
Kepler (1571-1630). Setelah kematian Brahe, Kepler menelaah data yang
ditinggalkan Brahe dan menemukan bahwa orbit planet tidak sirkular melainkan
elliptik.
Kepler kemudian mengeluarkan tiga
hukum gerak orbit yang dikenal sampai saat ini yaitu ;
1. Planet bergerak dalam orbit ellips
mengelilingi matahari sebagai pusat sistem.
2. Radius vektor menyapu luas yang sama
dalam interval waktu yang sama.
3. Kuadrat kala edar planet mengelilingi
matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari.
Kepler menuliskan pekerjaannya dalam
sejumlah buku, diantaranya adalah Epitome of The Copernican Astronomy dan
segera menjadi bagian dari daftar Index Librorum Prohibitorum yang merupakan
buku terlarang bagi umat Katolik. Dalam daftar ini juga terdapat publikasi
Copernicus, De Revolutionibus Orbium Coelestium.
5. AWAL MULA DIPAKAINYA TELESKOP
Pada tahun 1608, teleskop dibuat
oleh Galileo Galilei (1562-1642), .Galileo merupakan seorang professor
matematika di Pisa yang tertarik dengan mekanika khususnya tentang gerak
planet. Ia salah satu yang tertarik dengan publikasi Kepler dan yakin tentang
teori heliosentrik. Dengan teleskopnya, Galileo berhasil menemukan
satelit-satelit Galilean di Jupiter dan menjadi orang pertama yang melihat keberadaan
cincin di Saturnus.
Salah satu pengamatan penting yang
meyakinkannya mengenai teori heliosentrik adalah masalah fasa Venus.
Berdasarkan teori geosentrik, Ptolemy menyatakan venus berada dekat dengan
titik diantara matahari dan bumi sehingga pengamat dari bumi hanya bisa melihat
venus saat mengalami fasa sabit.
Tapi berdasarkan teori heliosentrik
dan didukung pengamatan Galileo, semua fasa Venus bisa terlihat bahkan
ditemukan juga sudut piringan venus lebih besar saat fasa sabit dibanding saat
purnama. Publikasi Galileo yang memuat pemikirannya tentang teori geosentrik vs
heliosentrik, Dialogue of The Two Chief World System, menyebabkan dirinya
dijadikan tahanan rumah dan dianggap sebagai penentang oleh gereja.
6. DASAR YANG DILETAKKAN NEWTON
Di tahun kematian Galileo, Izaac
Newton (1642-1727) dilahirkan. Bisa dikatakan Newton memberi dasar bagi
pekerjaannya dan orang-orang sebelum dirinya terutama mengenai asal mula Tata
Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton dan kontribusi terbesarnya bagi Astronomi
adalah Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding
dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua benda. Hukum Gravitasi Newton memberi penjelasan fisis bagi Hukum
Kepler yang ditemukan sebelumnya berdasarkan hasil pengamatan. Hasil
pekerjaannya dipublikasikan dalam Principia yang ia tulis selama 15 tahun.
Teori Newton menjadi dasar bagi
berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun
1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik
menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan
teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang
berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.
D. TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA
1)
Teori Nebulae (Kant dan Leplace)
Immanuael Kant (1749-1827) seorang
ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya.
Dikatakan olehnya bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar
perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan berubah menjadi gumpalan
gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi
planet-planet dan satelitnya.
Pada waktu yang hampir
bersamaan,secara kebetulan seorang Fisikawan berkebangsaan Perancis, Pierre
Simon de Leplace,mengemukakan teori yang hampir sama. Menurutnya, tata surya
berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena pilinannya itu berupa kabut yang
membentuk bentukan bulat seperti bola yang besar. Makin mengecil bola itu,
makin cepat pula pilinannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya
dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu
menjauh dari gumpalan intinya yang kemudian membentuk gelang-gelang dan berubah
menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planet-planet dan satelitnya.
Sedangkan bagian inti kabut tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat seperti
sekarang ini.
Karena kemiripan antara teori Kant
dan Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal dengan Teori
Kant dan Leplace.
2)
Teori Awan Debu (van Weizsaecker)
Pada tahun 1940 seorang ahli
astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang
dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian
disempurnakan lagi oleh Gerard P.Kuiper (1950), Subrahmanyan Chandrasekhar,dan
lain-lain.
Teori ini mengemukakan bahwa tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Sekarang ini di alam semesta
bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari 5 milyar tahun yang lalu,
salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu
partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu, membentuk gumpalan
bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai
bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah
cakram itu kemudian saling menekan, sehingga menimbulkan panas dan menjadi
pijar. Bagian inilah yang disebut matahari.
Bagian yang lebih luar berpusing
sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang
lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian ini kemudian membeku dan
menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.
3)
Teori Planetesimal (Moulton
dan Chamberlin)
Thomas C. Chamberlin
(1843-1928),seorang ahli Geologi serta Forest R.Moulton (1872-1952) seorang
ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika Serikat. Teorinya dikenal sebagai
Teori Planetesimal (Planet Kecil), karena planet terbentuk dari benda padat
yang memang sudah ada.
Teori ini mengatakan,matahari telah
ada sebagai salah satu dari bintang-bintang. Pada suatu masa, ada sebuah
bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah
peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu.Sebagian dari
massa matahari tertarik kearah bintang.
Pada waktu bintang itu menjauh,
menurut Moulton dan Chamberlin, sebagian dari massa matahari itu jatuh kembali
ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar
matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi
planet-planet yang akan beredar pada orbitnya.
4) Teori Pasang-Surut
(Jeans dan Jeffreys)
Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys
(1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris.
Mereka melukiskan, bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas
itu membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang. Kemudian,
akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan
membentuk gumpalan gas di sekitar matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang
kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan,apa sebab
planet-planet di bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus
merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di
dekat matahari dan Pluto di ujung lain merupakan planet yang lebih kecil.
5) Teori Bintang
Kembar
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin
merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi
kepingan-kepingan. Karena ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka
kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang itu dan menjadi
planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi matahari.
SEJARAH PENEMUAN
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter,
dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat
dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia memiliki nama sendiri untuk
masing-masing planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu
membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu
menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda langit yang tidak
bisa diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati
lebih tajam sehingga ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus
seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus
terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori
heliosentris yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Susunan
heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian
Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir
2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula
dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu
dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua
teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya
William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus pada 1781. Perhitungan cermat
orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian
Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup
menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto kemudian ditemukan pada 1930. Pada
saat Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa
yang berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978 ditemukan satelit yang
mengelilingi Pluto yaitu Charon yang sebelumnya sempat dikira sebagai planet
karena ukurannya tidak jauh berbeda dengan Pluto.
Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil yang letaknya
melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengelilingi
Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai
Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari objek-objek
trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di
antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000),
Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan
2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan
karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005
meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313
(2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih
besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
E. BENDA-BENDA YANG ADA DI TATA SURYA
Galaksi terdiri atas berjuta-juta
bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang berada di dalam
Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari mempunyai
sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut Tata Surya. Jadi,
sebuah Tata Surya terdiri dari satu matahari dan semua benda langit yang
beredar mengelilinginya. Tata Surya terdiri atas satu Matahari, dan delapan
planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain yang mengelilinginya.
Untuk membantu pemahaman kita
tentang alam semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata Surya serta planet-planet
kita, cermatilah gambar perbandingan benda-benda langit.
Di dalam Tata Surya terdapat dua
jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam dan planet luar.
Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan
Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah
planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada
jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa hal penting mengenai
keberadaan planet-planet sebagai berikut.
a. Cahaya planet merupakan cahaya yang
diterima dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet tidak
mempunyai cahaya sendiri
b. Planet-planet berkilauan dan tidak
berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
c. Planet-planet terlihat sebagai
keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.
d. Bidang lintasan planet-planet
berbentuk elips.
e. Arah peredaran planet-planet
mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.
f. Kebanyakan planet-planet mempunyai
satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.
Tata Surya kita memiliki sembilan
planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat fisiknya. Berdasarkan
letaknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Inferior dan Planet
Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam Tata Surya dibagi
atas Planet Teresterial dan Planet Raksasa.
Ø Planet Inferior dan Planet Superior
Pembagian ini dikemukakan oleh
Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih
kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior
adalah planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu:
Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
Ø Planet Teresterial dan Planet
Raksasa
Planet Teresterial dan Planet
Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari melalui
matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan empat PlanetRaksasa.
Pluto tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan
planet terluar yang terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet
Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan bumi (terra = bumi;
bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan kawah. Planet
Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Dinamai Planet Raksasa (Planet
Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter (Jove = Jupiter;
bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa cairan
dengar. Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa terdapat Asteroid
yang jumlahnya ribuan.
Planet-planet yang mengelilingi
matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga jarak dengan
matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
A. MERKURIUS
Merkurius adalah planet yang
terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis
tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk
mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8
hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
B. VENUS
Venus adalah planet kedua setelah
Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang
lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet
ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu
yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu
rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan
matahari adalah 108.210.000 km.
C. BUMI DAN BULAN
Bumi merupakan planet ketiga dalam
Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang
banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di
dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan
satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000
km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10
detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacupada periode antara
pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365hari 5 jam 48 menit 46 detik
atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan
waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti
Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari.
Bulan berotasi dan juga melakukan
revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1 hari. Peredaran Bulan
mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
D. MARS
Planet Mars mempunyai garis tengah
kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars
mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di
sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak
selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana.
Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora
dandaerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan
Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877.
Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.
E. YUPITER
Yupiter adalah planet terbesar dalam
sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya
lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi
Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini
mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam
sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Sekalipun
berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat rendah karena sebagian besar
terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen dan 15% Helium.
Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya. Yupiter
mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan
satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa,
Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter
dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
F. SATURNUS
Planet Saturnus ditemukan pada abad
ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus
mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas
unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet
lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris,
yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar.
Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini
memiliki 9 buah satelit.
Tebal cincin Saturnus kurang lebih
antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan
sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling
terang di antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang
mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000
kilometer.
G. URANUS
Planet Uranus baru ditemukan pada
tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya
planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia
III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh
Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari
kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua
buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai
keistimewaan bahwa sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak
Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer.
H. NEPTUNUS
Planet Neptunus ditemukan oleh
Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus
merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali
radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang
digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan
rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai
lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama
Tritondan Nereid.
I. STATUS PLUTO DAN
SEDNA
Pluto bukan lagi merupakan salah
satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli
astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus
bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama
ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus
“terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan
resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan,
melainkan hanya delapan.
Keputusan ini juga sekaligus
mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya, yakni Ceres, Charon,
dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya, Charon
adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di
luar wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama
tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani”
status barunya sebagai dwarf planet alias planet kerdil. Para ahli astronomi
menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu, benda angkasa disebut
planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis orbitnya
selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet lain.
Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus,
sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto terdiskualifikasi
dari klasifikasi planet.
Pada tanggal 15 Maret 2004
astronomer dari Caltech, Gemini Observatory, dan Yale University mengumumkan
penemuan baru benda langit kesembilan dari matahari. Benda langit ini dinamakan
Sedna yang diambil dari nama Dewi Laut di Arctik. Sedna ini berjarak 90 kali
lipat daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk orbit yang ekstrem elips
Sedna adalah sebuah objektrans-Neptunus
yang ditemukan oleh Michael E. Brown (Caltech), Chad Trujillo (Gemini
Observatorium), dan David Rabinowitz (Universitas Yale) pada tanggal 14
November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna merupakan benda langit dalam Tata
Surya terjauh yang pernah diamati pada saat itu. Diameter Sedna sekitar 1.180
sampai 1.800 km dengan massa 1,7 – 6,1×1021 kg. Perihelion Sedna 76,156 AU
sedangkan aphelion-nya 975,056 AU. Sedna membutuhkan waktu 12.000 tahun untuk
satu kali mengorbit matahari.
J. KOMET
Komet adalah badan Tata Surya kecil
yang biasanya hanya berukuran beberapa kilometer dan terbuat dari es volatil.
Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi. Secara umum, perihelionnya
terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelionnya lebih jauh dari
Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam dan mendekati
matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi yang
menghasilkan koma, ekor gas, dan debu panjang yang sering dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Komet berperioda pendek memiliki
kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda
panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek
dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang seperti
Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet, seperti Kreutz
Sungrazers terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal. Sebagian komet berorbit
hiperbolik mungkin berasal dari luar Tata Surya tetapi menentukan jalur
orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatilesnya telah
habis karena panas matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.
BAB II
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada beberapa hipotesis yang
menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,
yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis Pasang Surut Bintang,
Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar. Sejarah penemuan Tata surya
di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan mata telanjang hingga
ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih jelas yaitu Teleskop dari
Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan perkembangan perhitungan
benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lainnya. Dari mulai mengetahui
perkembangan planet-planet hingga puncaknya adalah penemuan UB 313 yang
ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah kumpulan benda
langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek
yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk sembilan
buah planet yaitu, merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus, uranus,
neptunus dan pluto yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
B. SARAN
Sebaiknya semua pihak mempelajari
Jagat raya Dan Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya Tata Surya
itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau merekayasanya.
Mengetahui Jagat Raya Dan Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://geografi.heck.in/pengertian-struktur-jagad-raya.//diakses tanggal 29 november 2011
Sulistiyanto. Iwan Gatot. 2009.
Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Kelas X, Jakarta :
Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Wikipedia.2011.Tata
Surya,(Online),(http://wikipediafoundation.org/,diakses 30 November 2011).
Wikipedia.2011.Planet,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Planet,diakses
30 November 2011).
No comments:
Post a Comment